Wednesday, March 27, 2013

ALAM GHAIB


Alam dibedakan atas alam ghaib (seperti Allah, malaikat, jin, surga, dan neraka) dan alam tampak. Ghaib menurut bahasa berarti yang tidak tampak. Allah-lah yang paling mengetahui kedua alam tersebut. “Dialah Allah yang tidak ada ilah kecuali Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang tampak (QS Al-Hasyr : 22)”. “Sesungguhnya Aku mengetahui segala yang ghaib di langit dan di bumi dan Aku mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian sembunyikan (QS Al-Baqarah : 33)”.

Kita harus beriman kepada yang ghaib. “Kitab ini tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib … (QS Al-Baqarah : 2-3)”. Tetapi kita hanya bisa mengetahui yang ghaib secara benar dengan cara ikhbari, yakni sejauh apa yang dikemukakan oleh Allah dan Rasul-Nya (Al-Qur’an dan As-Sunnah).

Alam ghaib yang diciptakan oleh Allah merupakan ujian bagi manusia selama dia hidup di dunia. Manusia diuji apakah ketika di dunia dia beriman kepada Allah, Hari Akhir, surga, neraka, pahala akhirat dan sebagainya – yang mana semuanya itu tidak tampak – ataukah dia mengingkarinya.


Masalah ghaib tidak hanya seputar kehidupan Jin dan syetan sebagaimana yang banyak diekspos oleh media massa akhir-akhir ini. Karena Jin dan syetan hanya bagian kecil dari masalah keghaiban yang sangat luas cakupannya. Adanya Allah dan para malaikat-Nya, Surga dan neraka, kehidupan di alam barzakh, kebangkitan manusia di padang makhsyar adalah termasuk keghaiban yang tidak diketahui manusia atau Jin, tapi harus dipercayai dan dijadikan sebagai pilar-pilar iman. Semua itu menjadi rahasia Allah dan Rasul yang telah diberi wahyu tentangnya.

Dan masih banyak hal yang berkaitan dengan kehidupan kita, yang termasuk kategori ghaib karena tidak bisa kita indra dengan panca indra.

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula). Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tiada suatu pun yang basah dan kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. (QS. al-An’am 6:59).

Dalam ayat lain, Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk meberitahukan kepada umatnya tentang ketidaktahuannya seputar yang ghaib,

“Katakanlah, Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita bagi orang-orang yang beriman.” (QS. al-A’raf 7:188).

MALAIKAT
IMAN KEPADA MALAIKAT 
Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan karena hidup di alam yang berbeda dengan kehidupan alam semesta. Hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui keadaan dan hakikat mereka. Manusia hanya dapat mema'rifati malaikat melalui firmanNya dalam Al-Quran dan hadis dari Rasul SAW. Malaikat disucikan dari kesyahwatan, tidak seperti manusia yang memiliki nafsu makan, minum, tidur. Malaikat tidak pula berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, namun mereka dapat menjelma dalam rupa manusia atau bentuk lain yang dapat ditangkap indra manusia. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Surat Maryam ayat 16-17 atau Hud ayat 69-73. 

Malaikat merupakan tentara-tentara Allah yang ditugaskan untuk urusan-urusan tertentu. Diantara malaikat-malaikat Allah kita mengenal antara lain malaikat yang sepuluh, delapan malaikat yang mengusung Arsy Allah (QS Al-Haaqqah : 17), dan malaikat-malaikat yang ditugaskan untuk menolong orang-orang mukmin yang sedang berjihad (QS Al-Anfal : 9). 

SIFAT MALAIKAT 

1. Malaikat diciptakan dari cahaya sedangkan jin diciptakan dari api. Hal ini ditunjukkan dalam hadits Aisyah Radhiallahu ‘anha dalam Shahih Muslim (2996) dia berkata, “bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam :

2. “Malaikat diciptakan dari cahaya dan jin diciptakan dari api yang bercampur dengan hitamnya api.”

Ini merupakan perbedaan yang mencolok dalam hal asal penciptaan, terlebih lagi ada perbedaan lain dalam sifat dan perbuatannya.

3. Nama-nama malaikat berbeda dengan nama-nama jin baik secara global maupun terperinci. Adapun nama-nama malaikat mengandung makna utusan. Maka malaikat bermakna para utusan Allah dan nama At Tasyaitan artinya yang melampaui batas. Nama-nama ini secara global sudah menunjukkan perbedaan apalagi secara terperinci. Sedangkan Al Iblis berasal dari kata Al Iblas, artinya yang berputus asa dari rahmat Allah Subhaanahu wata’aala.

Perhatikanlah nama Jibril, Mikail, Israfil dan yang lainnya. Engkau mendapati bahwa nama-nama malaikat itu adalah nama-nama yang indah dan bagus, sedangkan nama-nama jin dan syaitan itu jelek.

4. Para malaikat diciptakan oleh Allah Subhaanahu wata’aala dengan tabiat selalu taat kepada Allah Subhaanahu wata’aala, dan tidak ada pilihan bagi malaikat apakah dia mau taat atau tidak. Berbeda dengan jin, dimana Allah Subhaanahu wata’aala, menjadikan mereka mempunyai pilihan dan kehendak sebagaimana manusia. Siapa yang ingin beriman, maka dia memilihnya dan siapa yang ingin kekufuran, maka dia memilihnya. Tatkala jin diberi pilihan tersebut, banyak dari kalangan mereka yang memilih kekufuran daripada keimanan.

5. Para malaikat tidak memiliki syahwat. Oleh karena itu, mereka tidak makan, tidak minum dan tidak menikah. Adapun para jin, mereka makan, minum, menikah dan yang lainnya.

6. Para malaikat tidak pernah bermaksiat kepada Allah Subhaanahu wata’aala, sedikit pun walaupun hanya sekejap mata. Adapun mayoritas jin adalah kafir bahkan kekufuran pada mereka lebih banyak jika dibandingkan dengan kekufuran pada manusia. Apa yang tersebar bahwa Harut dan Marut adalah nama 2 malaikat, tidaklah benar bahkan keduanya adalah jin. Barangsiapa yang berpendapat bahwa keduanya adalah malaikat, mereka bersandar pada kisah-kisah Israiliyyat yang tidak bisa dijadikan sebagai sandaran dan tidak bisa ditegakkan sebagai hujjah serta tidak ada satu pun hadits shahih tentang hal ini.

7. Malaikat jauh lebih kuat daripada jin

Bahkan sebagian malaikat, ada yang tidak bisa dibandingkan kekuatannya dengan seluruh jin seperti Malakul Maut. Malakul Maut hanya seorang diri, namun dia mampu mencabut ruh-ruh dari penduduk barat dan timur dalam waktu sekejap. Sungguh Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, telah melihat Jibril dan dia memiliki 600 sayap. Hadits ini terdapat dalam Shahih Bukhari (4856) dari hadits Ibnu Mas’ud radiallohu ‘anhu.

Ada juga 8 malaikat yang memikul ‘Arsy. Sungguh Allah Subhaanahu wata’aala, telah menjadikan para malaikat sebagai bala tentaranya yang paling kuat dan Allah Subhaanahu wata’aala memperlihatkan seluruh jagat raya kepada mereka dan kekuatan mereka pun berbeda-beda.

“Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap, masing-masing dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fathir : 1)

8. Para malaikat lebih utama daripada para jin baik dalam hal penciptaan, bentuk, perbuatan maupun keadaan.

9. Malaikat memiliki jumlah yang sangat banyak dan jumlahnya melebihi jumlah jin, manusia dan hewan karena mereka senantiasa mengurusi para makhluk tersebut dan mengurusi yang lainnya. Diantara mereka ada yang ruku’, ada yang sujud, adapula yang bertasbih dan beristighfar serta yang lainnya.

10. Allah Subhaanahu wata’aala, menciptakan malaikat untuk melayani bani Adam dan merekapun (para malaikat) senantiasa melakukan tugas tersebut. Adapun mayoritas jin berusaha menyesatkan manusia dan menyimpangkan mereka dari jalan Allah Subhaanahu wata’aala,. Yang berada di baris terdepannya adalah nenek moyang mereka yaitu Iblis sebagaimana yang telah diketahui secara pasti dalam agama ini.

11. Para malikat bertugas mengurusi jin dan membantu mereka sesuai dengan kehendak Allah Subhaanahu wata’aala.

12. Malaikat mampu melihat jin di setiap waktu. Adapun jin tidak bisa melihat malaikat kecuali jika malaikat itu berubah bentuk dengan bentuk yang mampu dilihat oleh jin. Karena jika jin melihat malaikat, maka tidak tersisa sedikitpun dari ilmu ghaib yang wajib diimani oleh mereka.

13. Allah Subhaanahu wata’aala menciptakan malaikat sebelum menciptakan jin. Dalil yang menunjukkan tentang hal ini adalah bahwa di antara para malaikat ada yang bertugas memikul ‘Arsy, sedangkan kita sudah mengetahui bahwa Arsy itu diciptakan sebelum Allah Subhaanahu wata’aala menciptakan langit dan bumi serta apa-apa yang ada di antara keduanya.

14. Malaikat merupakan alam ghaib bagi jin. Oleh karena itu, Allah? Subhaanahu wata’aala, mewajibkan kepada jin untuk beriman kepada para malaikat.

15. Malaikat mampu menguasai jin dengan izin Allah Subhaanahu wata’aala. Oleh karena itu, malaikat mampu melihat jin dan mencabut ruh-ruh mereka serta mampu menghalangi kaum jin ketika hendak menyakiti manusia sesuai dengan kehendak Allah Subhaanahu wata’aala. Adapun jin tidak mampu menguasai para malaikat dan hal ini sudah diketahui secara pasti.

16. Para malaikat secara umum disifati dengan sifat-sifat yang terpuji.

Firman Allah SWT:
“Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan.” (QS. An Nahl : 50)

“Dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.” (QS. Al-Anbiya: 28)

“Dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6)

“Bahkan mereka adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.” (QS. Al Anbiya:26-27)

Adapun mayoritas jin memiliki sifat-sifat yang jelek, seperti memberikan waswas, menghiasi perbuatan jelek sebagai satu kebaikan, memalingkan, membuat makar dan tipu daya, melampaui batas serta berbuat zhalim dan sebagainya.

17. Malaikat tidak berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan. Kaum jahiliyah telah terjatuh ke dalam kesalahan yang besar ketika mereka mengatakan : “Para malaikat adalah anak-anak perempuan Allah.”

Firman Allah SWT:
“Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban.” ( QS. Az Zukhruf :19)

Firman Allah SWT:
“Apakah Tuhan memilih anak-anak perempuan daripada anak laki-laki?” Apakah yang terjadi padamu? Bagaimana kamu menetapkan?” (QS. Ash Shaffaat : 153-154 )

Mereka (para malaikat) tidak disifati laki-laki karena hal ini mengharuskan bahwa diantara mereka ada yang perempuan, akan tetapi mereka dikatakan sebagai hamba-hamba Ar Rahman dan tentara-tentara Allah Subhaanahu wata’aala sebagaimana Al-Qur’an menamakan mereka dengan hamba-hamba Ar Rahman. Adapun jin, ada yang laki-laki dan ada juga yang perempuan. Hal ini sudah diketahui secara pasti dalam agama.

Firman Allah SWT:
“Patutkah kamu mengambil dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu?” ( QS. Al -Kahfi : 50 )

18. Para malaikat senantiasa menolong di atas kebaikan kepada para nabi dan rasul serta para pengikutnya. Oleh karena itu, malaikat merupakan sumber kebaikan terhadap manusia dengan cara memberikan ilham kepada manusia. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yang disebutkan di dalam “Majmu Fatawa” 4/34 ) : “Maka sumber ilmu yang benar dan kehendak yang baik itu berasal dari ilham para malaikat dan sumber keyakinan yang batil serta kehendak yang buruk dari bisikan syaitan.”

Malaikat tidak pernah menolong para tukang sihir dan ahli nujum dan tidak pula membantu orang-orang yang sesat, rusak dan menentang syari’at. Berbeda dengan syaitan dari kalangan jin. Mereka memberi kekuatan dan pertolongan pada setiap kejelekan, kerusakan dan kejahatan. Bahkan mereka adalah sumber segala kefasikan, kekufuran dan kefajiran.

19. Para malaikat tinggal di langit. Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman :

“Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Penyayang.”

( QS. Asy Syura : 5 )

Yang menjadi inti adalah lafazh “dari atas mereka.”

Firman Allah SWT:
“Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.” (QS. Fushshilat : 38 )

“Dan tidaklah kami turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu.” (QS. Maryam : 64)

Maka mereka turun dari langit ke bumi. Adapun para syaitan dimana iblis berada di baris terdepan, mereka tinggal di bumi. Mayoritas mereka tinggal di tempat-tempat yang kotor seperti tempat-tempat najis, tempat sampah, tempat buang air kecil dan besar serta tempat-tempat lainnya yang kotor. Maka demikian jauh perbedaan antara yang tinggal dilangit dan yang tinggal di bumi. Bagaimana mungkin dibandingkan dengan yang biasa tinggal di tempat-tempat yang kotor?

20. Para malaikat bisa terbang ke langit yang tinggi karena asal penciptaan malaikat mampu terbang ke atas langit yang tinggi dan kemana saja sesuai dengan kehendak Allah Subhaanahu wata’aala .?Berbeda dengan jin dimana asal penciptaan mereka tidak mampu terbang namun hanya berjalan melata di permukaan bumi dan bisa terbang jika mereka berubah bentuk. Adapun kemampuan terbang jin itu sangat lemah jika dibandingkan dengan kemampuan terbang para malaikat.

21. Para malaikat mampu menembus penghalang-penghalang bahkan bisa sampai menembus ke bumi yang ketujuh, sebagaimana yang telah diketahui bahwa para malaikat senantiasa mengurusi dunia dan segala isinya. Allah? Subhaanahu wata’aala, berfirman menyebutkan tentang sifat malaikat:

” Dan yang mengatur urusan.” (QS. An Naziat : 5)

Permusuhan antara jin dan para malaikat itu akan senantiasa ada. Para malaikat memusuhi iblis dan siapa saja yang bersamanya bahkan mereka melaknat iblis dan para pengikutnya. Allah Subhaanahu wata’aala, befirman:

“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat la’nat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya.” (QS. Al Baqarah :161 )

Dan dalil-dalil lain baik dari ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits-hadits Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam.

Dari perbedaan-perbedaan tersebut diatas jelaslah bahwa malaikat tidak bisa disamakan dengan jin dan syaitan baik dalam hal penciptaan, bentuk, nama, sifat, dan perbuatan dari awal sampai akhirnya. Barangsiapa yang menyamakan antara keduanya, sungguh dia telah sesat dari jalan yang lurus.

KARYA MALAIKAT 
DALAM ALAM RUH 
- Bertasbih, serta patuh dan tunduk sepenuhnya kepada  Allah. (Al-A'raf: 206, AzZumar: 75). 
- Memikul Arsy. (AlMu'min: 7, Haqqah: 17). 
- Memberi salam kepada ahli surga. (Ar Ra'd:23-24). 
- Menyiksa ahli neraka. (At Tahrim: 6). 

DALAM ALAM DUNIA YANG BERHUBUNGAN DENGAN MANUSIA 
- Menggiatkan kekuatan rohani yang ada dalam diri manusia dengan mengilhamkan kebaikan dan kebenaran. (Hadis dari Ibnu Mas'ud) 
- Berdoa untuk orang-orang mukmin. (Dalam surat AlMu'min ayat 7-9). 
- Berta'min (amin) bersama-sama orang yang shalat. (Hadis dari Abu Hurairah). 
- Hadir dalam shalat subuh dan azhar. (Q.S Al Isra': 78, dan hadis dari Abu hurairah). 
- Kehadiran Malaikat waktu ada bacaan Al Qur'an. (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Sa'id Khudri). 
- Kehadiran Malaikat dalam Majils Zikir. (Hadis dari Abu Hurairah diriwayatkan Bukhari). 
- Memberi perkokohan kepada manusia. (Al Anfaal: 12, Al Mujadilah: 22) 
- Menyampaikan wahyu. Yaitu oleh Malaikat Jibril (AlBaqarah: 97, AsSyu'ara: 192-194, An Nahl: 102) 
- Mencabut Nyawa. (al An'am: 61, As sajdah: 11) 



JIN
Jin adalah suatu macam makhluk yang termasuk dalam golongan ruh yang berakal yang juga diperintahkan menjalankan syariat agama. Perihal jin dapat ditelusuri dalam Surat Al Jin. Jin diciptakan dari nyala api sangat panas (Naaari samum). (Dijelaskan dalam Al Hijr: 26-27). Jin ditaklif seperti manusia, yaitu diperintahkan untuk mengerjakan syari'at agama dimana rasul-rasul yang diikuti dari manusia. (Dalam Q.S. Al An'am: 130, ArRahman: 31-34, Al Ahqaaf: 29-32).

INTERAKSI JIN DAN MANUSIA
1. Dari sisi penciptaan, manusia lebih baik dan lebih mulia daripada jin. “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik penciptaan (QS At-Tiin)”. “Dan sungguh Kami telah memuliakan keturunan Adam (manusia) … (QS Al-Isra’)”. 
 
2. Rasul-rasul Allah adalah dari kalangan manusia. Tetapi jin tetap bisa mendengarkan dakwah mereka karena jin bisa melihat dan mendengarkan mereka dari alam mereka.  
3. Dalam syariat Nabi Muhammad saw, kita dilarang untuk meminta perlindungan dan meminta pertolongan kepada jin, meskipun dalam perkara kebaikan. “Dan terdapat sekelompok manusia yang meminta perlindungan kepada sekelompok jin sehingga para jin itu menjadi semakin congkak (QS Al-Jin)”. 4)Islam mengharamkan pernikahan antara jin dan manusia.

PINTU PENYEBAB CAMPUR TANGAN JIN DI ALAM MANUSIA
Faktor-faktor penyebab campur tangan dan gangguan jin di alam manusia melalui berbagai pintu, antara lain:
  • Pintu kelemahan kondisi psikologis (kejiwaan) seperti : Perasaan takut sekali, sedih sekali, marah sekali, kelalaian hati dari zikrudllah dan semacamnya
  • Pintu memperturutkan hawa nafsu di tengah maraknya berbagai kemaksiatan.
  • Pintu bid'ah dengan segala macam dan tingkatannya yang tersebar di tengah - tengah masyarakat.
  • Pintu dunia perdukunan, peramalan dan sejenisnya.
  • Pintu dunia beladiri dan olah kanoragan dengan menggunakan tenaga dalam.
  • Pintu dunia olah pernafasan, meditasi dan semacamnya.
  • Pintu dunia pengobatan alternatif supranatural.
  • Kencederungan umum masyarakat kepada dunia klenik, mistik dan misteri. 

IBLIS & SYETAN
Begitu banyak ayat Alquran yang memperingatkan akan adanya syetan. Begitu ditekankan bahwa syetan adalah musuh yang nyata. Menurut Ulama, IBLIS adalah nenek moyang dari syetan dan Syetan adalan golongan yang keterlaluan dari bangsa jin.
Kewajiban mukmin adalah untuk menjadikan iblis dan syetan sebagai musuh. Iblis dan syetan akan selalu menjerumuskan manusia ke dalam kebinasaan.

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim. (Al Kahfi: 50).

Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, "dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat. Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan. Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka."
(Al Hijr: 33-40)

"Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih." (An Nahl: 63).

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (Al An'am: 112)

SETIAP MANUSIA PASTI DITEMANI SYETAN
Allah telah menetapkan bahwa setiap manusia didampingi oleh seorang malaikat (yang senantiasa mengajak kepada kebaikan) dan seorang jin kafir (yang senantiasa mengajak kepada keburukan). Semua jin yang menjadi qarin manusia adalah kafir kecuali jin qarin Rasulullah yang telah diislamkan oleh Allah.

Sebuah hadist dari A'isyah r.a, yang artinya:
Nabi saw pada suatu malam keluar dari sisiku. Aku cemburu padanya. Kemudian beliau saw datang dan melihat apa yang kulakukan, kemudian bersabda: "Mengapa engkau ini hai Aisyah, apakah engkau cemburu?". Aku berkata: "Bagaimana tidak akan cemburu orang yang seperti aku ini pada orang semacam tuan ini?". Beliau s.a.w bersabda: "Apakah engkau sudah didatangi oleh syaitanmu?" Aku bertanya:" Ya Rasulullah apakah aku ini disertai oleh syaitan?". Belaiau saw menjawab: "Ya." Aku bertanya lagi: "Apakah setiap orang disertai syetan?". Jawabnya: "Ya". Sekali lagi aku bertanya: "Apakah tuan juga disertai oleh syaitan?" Belaiau bersabda: "Ya, tetapi tuhanku memberikan pertolongan kepadaku untuk mengalahkannya, sehingga iapun menyerah." (HR Muslim).


Syetan akan mengalahkan manusia jika manusia menjauh dari petunjuk Allah.

"Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. "

Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada kami (di hari kiamat) dia berkata: "Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)." (Az Zukhruf:36-38).

Syaitan itu tidak dapat menggoda orang-orang yang sunguh-sungguh beriman.
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk (Taudz).
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah (An Nahl: 98-100).


RUH
Membicarakan masalah ruh sebenarnya hanya akan mengantarkan pikiran kepada kegelapan. Ruh termasuk urusan dan perkara Allah Ta'ala, hanya Dia lah yang Maha Mengetahui hakikat ruh.

Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit."
(Al Isra`: 85)

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud
(Al Hijr: 28-29)

ALAM BARZAKH

Periode menunggu yaitu masa sesudah manusia mati (lepas ruh dari badan) sampai terjadinya hari kiamat besar, maka ruh berada di Alam kubur atau alam Barzakh. Setelah ruh lepas dari jasad, ruh tetap ada, hidup, sadar dan mengerti, sedangkan jasadnya akan membusuk dan hancur. Manusia yang baik mengalami kegembiraan dan kebahagiaan di alam kubur, sedangkan manusia yang jahat akan mengalami kesusahan dan kesengsaraan.

Diriwayatkan olehh Bukhari dan Muslim dari Qatadah dari Anas , sesungguhnya Rasulullah s.a.w telah bersabda (yang artinya): Bila seorang sudah diletakan di kuburnya, semua orang yang mengantar sudah kembali pulang, maka roh si mayit itu akan dapat mendengar bunyi terompah (alas kaki) mereka yang mengantar itu, lalu datang kepadanya dua Malaikat, ia disuruh duduk, lalu kedua Malaikat itu bertanya: "Apa yang kamu ketahui tentang orang ini (yaitu Muhammad saw)?" Bila ia seorang mu'min, ia akan menjawab aku mengakui bahwa ia adalah Rasul Allah dan hamba Allah. Kedua Malaikat itu lalu berkata: Bahwa Allah sudah mengganti kedudukanmu di dalam Neraka dengan kedudukan di dalam Surga. Adapun orang-orang kafir dan munafik akan ditanya: "Apa yang kamu ketahui tentang orang ini (Muhammad saw)? Orang kafir dan munafik itu menjawab: Aku tida kenal ia, dan aku hanya mengatakan akan apa yang dikatakan orang banyak. Kedua Malaikat itu lalu berkata: Engaku tidak mengenalnya dan tidak pula engkau menanyakan kepada orang yang mengenalnya. Orang kafir itu lalu dipukul dengan pemukul dari besi sehingga berteriak yang didengar oleh semua makhluk kecuali Jin dan Manusia."