Imam Ali bin Abi Tholib :
Janganlah sekali kali engkau berputus asa dari dosa karena pintu tobat senantiasa terbuka.
Meninggalkan dosa lebih mudah daripada bertobat.
Tidak ada pemberi syafaat yang lebih berhasil daripada tobat.
Pemberi syafaat bagi orang yang berdosa adalah pengakuan akan dosa itu, sedangkan tobatnya adalah memohon ampunan.
Jika engkau melakukan suatu perbuatan dosa, maka segeralah menghapusnya dengan bertobat.
Aku sungguh heran terhadap orang yang berputus asa (karena dosanya), padahal masih ada kesempatan bertobat baginya.
“Sungguh mengherankan bagi orang yang binasa (celaka), padahal keselamatan itu ada bersamanya.” Imam’All a.s. ditanya, “Apa keselamatannya itu, wahai Amirul Mu’minin?” Beliau menjawab, “Istighfar.”
Istighfar menggugurkan dosa dosa seperti gugurnya dedaunan. Kemudian ‘Imam ‘Ali a.s. membaca firman Allah Ta’ala: Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia Memohon ampun kepada Allah, niscaya dia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS 4:110).
Pernah seseorang di hadapan Imam ‘Ali a.s. mengucapkan, “Astaghfirullah (aku memohon ampunan kepada Allah),” maka Imam ‘Ali a.s. berkata kepadanya, “Semoga ibumu meratapi kematianmu. Tahukah kamu, apakah istighfar itu? Istighfar adalah derajat orang-orang yang tinggi kedudukannya. la adalah nama yang berlaku pada enam makna.
1. Penyesalan yang telah lalu.
2. Bertekad untuk tidak kembali pada perbuatan dosa itu selamanya.
3. Mengembalikan hak orang lain yang telah diambilnya (tanpa hak) sehingga kamu berjumpa dengan Allah dalam keadaan terlepas dari tuntutan seorang pun.
4. Hendaklah kamu memperhatikan setiap kewajiban atasmu yang sebelumnya telah kamu sia siakan sehingga kamu dapat memenuhi kewajiban itu.
5. Hendaklah kamu perhatikan daging yang telah tumbuh dari hasil yang haram, lalu kamu kuruskan ia dengan kesedihan sehingga kulit menempel pada tulang, lalu tumbuh di antaranya daging yang baru (dari hasil yang halal).
6. Hendaklah kamu rasakan badanmu dengan sakitnya ketaatan, sebagaimana kamu telah merasakannya dengan manisnya kemaksiatan. Maka, ketika itulah, kamu layak mengucapkan, ‘Astaghfirullah.’
Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku kebaikan kebaikanku dan bimbinglah aku pada jalan yang lurus. Ya Allah, perlakukanlah aku dengan ampunan Mu, dan janganlah Engkau perlakukan aku dengan keadilan Mu.
Ya Allah, sesungguhnya dosa dosaku tidak merugikan Mu, dan curahan rahmat Mu kepadaku tidak mengurangi Mu, maka ampunilah aku apa yang tidak merugikan Mu, dan karuniailah aku apa yang tidak memberikan keuntungan bagi Mu.
Ya Allah, curahkanlah waktuku untuk memenuhi tujuan penciptakanku (beribadah), dan janganlah Engkau sibukkan diriku darinya karena sesungguhnya Engkau telah menjamin bagiku dengannya janganlah Engkau tolak aku, padahal aku memohon kepada Mu, dan jangan pula Engkau siksa aku, padahal aku memohon ampun kepada Mu.
Wahai orang yang banyak berbuat dosa, sesungguhnya ayahmu (Adam a.s.) dikeluarkan dari surga hanya karena satu dosa.
Wangikanlah diri kalian dengan istighfar, janganlah bau busuk dosa mencemari diri kalian.
Aku memohon ampunan kepada Allah atas apa yang aku miliki, dan aku menganggap baik apa yang tidak aku miliki.
Ya Allah, ampunilah isyarat lirikan mata, ketergelinciran ucapan, nafsu hati, dan kekeliruan lidah (perkataan)...aamiin..