Alhamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Dahsyatnya siksa neraka tak ada bandingnya. Seringan-ringan siksanya tak ada yang sanggup menanggungnya. Bahkan ia merasa bahwa ia disiksa dengan siksa yang paling dahsyat. Lihatlah gambarannya yang dikabarkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya adalah seseorang yang diletakkan dua buah bara api di bawah telapak kakinya, seketika otaknya mendidih.” (Muttafaq ‘Alaih, sebagian tambahan Al-Bukhari, “sebagaimana mendidihnya kuali dan periuk”)
Imam Muslim meriwayatkan dari hadits Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;
“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya adalah seseorang memiliki dua sandal dan dua tali sandal dari api neraka, seketika otaknya mendidih karena panasnya sandal tersebut sebagaimana kuali mendidih. Orang tersebut merasa bahwa tak ada seorang pun yang siksanya lebih pedih daripadanya, padahal siksanya adalah yang paling ringan di antara mereka.” (HR. Muslim)
Maka selayaknya kita benar-benar takut terhadapnya. Setiap jalan yang menghantarkan ke neraka, maka sungguh-sungguh kita jauhi. Segala sebab yang mengharuskan memasukinya, maka kita hindari. Kita juga berusaha mencari sebab yang bisa membentengi diri kita dari neraka.
“Dari ‘Adiy bin Hatim Radhiyallahu ‘Anhu berkata: Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah menyebutkan tentang neraka, kemudian berlindung diri darinya dan mengekspresikan dengan wajahnya. Kemudian menyebutkan neraka lalu berlindung diri darinya dan mengekspresikan dengan wajahnya. Kemudian menyebutkan neraka dan berlindung diri darinya dan mengekspresikan dengan wajahnya. Syu’bah berkata: kemungkinan dua kali, lalu saya tidak ragu. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: Hindarkan dirimu dari neraka walaupun hanya dengan separoh butir kurma, jika tidak ada maka dengan tutur kata yang baik.” (Muttafaq ‘alaih)
Di antara usaha yang menjadi hijab antara seseorang dengan neraka adalah sedekah. Karena sedekah akan menghapuskan kesalahan sebagaimana air yang memadamkan api. Sedekah juga bisa memadamkan kemurkaan Allah dan menghindarkan dari kematian buruk. (HR. al-Tirmidzi)
Hadits di atas menganjurkan untuk bersedekah walaupun hanya sedikit. Jangan malu karena hanya punya harta sedikit. Jangan pula meremehkan sedekah yang sedikit. Sesungguhnya sedikitnya sedekah bisa menjadi sebab seseorang diselamatkan dari jilatan api neraka.
Dalam hadits di atas terdapat petunjuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bahwa di antara sarana terbesar yang bisa menyelamatkan dari neraka adalah berbuat baik kepada makhluk dengan harta dan perkataan. Kebaikan walau itu kecil secara materi, tidak boleh diremehkan, seperti sedekah yang jumlahnya sedikit, hanya separoh butir kurma. Bahkan jika tidak punya, bisa dengan berkata dengan kalimat thayyibah.
Kalimat thayyibah itu artinya luas. Ia mencakup semua perkataan yang menyenangkan hati, melapangkan dada, dan membuat gembira orang lain. Kalimat thayyibah juga mencakup perkataan yang mengandung petunjuk, mambaca ilmu dan mengajarkannya, membantah syubuhat, memperbaiki hubungan dua orang yang berseteru, memutuskan perselisihan dua orang yang bersengketa, memberi solusi atas problem, menenangkan orang yang marah, dan semisalnya.
Kalimat thayyibah juga mencakup zikir (mengingat) Allah, membaca Kitab-Nya, dan memuji-Nya serta menjelaskan hukum-hukum Allah dan syariat-Nya. Intinya, setiap perkataan yang mendekatkan diri kepada Allah dan memberikan manfaat untuk hamba-hamba Allah maka ia masuk dalam kategori kalimah thayyibah. Wallahu ta’ala A’lam. [PurWD/voa-islam.com]