Friday, February 22, 2013

ZAKAT

Arti zakat dalam syaria'at islam adalah sebagai harta yang wajib diberikan kepada orang-orang yang tertentu, dengan syarat-syarat yang tertentu. Secara teknis, zakat berarti menyucikan harta milik seseorang dengan cara pendistribusian oleh yang mampu sebagiannya kepada kaum miskin-sebagai hak mereka. Dengan membayaran zakat, maka seseorang memperoleh penyucian hati, dirinya serta melakukan tindakan yang benar dan memproleh rahmat selain hartanya akan bertambah.

HUKUM ZAKAT

Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu dan menjadi ibadah yang telah diatur berdasarkan Al-Quran dan Sunah. 

GOLONGAN YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT

1. Fakir (orang yang tidak memiliki harta)

2. Miskin (orang yang penghasilannya tidak mencukupi)

3. Riqab (hamba sahaya atau budak)

4. Gharim (orang yang memiliki banyak hutang)

5. Mualaf (orang yang baru masuk Islam)

6. Fisabilillah (pejuang di jalan Allah)

7. Ibnu Sabil (musyafir dan para pelajar perantauan)
8. Amil zakat (panitia penerima dan pengelola dana zakat)

FAEDAH ZAKAT 
FAEDAH AGAMA (Diniyyah)
  • Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.
  • Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam ketaatan.
  • Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah" (QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang muttafaq "alaih Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda.
  • Zakat merupakan sarana penghapus dosa.
FAEDAH AKHLAK (Khuluqiyah)
  • Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi pembayar zakat.
  • Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat pengorbanannya.
  • Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.
  • Menjadi tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah.
FAEDAH SOSIAL (Ijtimaiyyah)
  • Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia.
  • Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistensi mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah mujahidin fi sabilillah.
  • Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, 
  • Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan melimpah.
  • Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak pihak yang mengambil manfaat.
HIKMAH ZAKAT
  • Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang miskin.
  • Pilar amal antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.
  • Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
  • Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
  • Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
  • Untuk pengembangan potensi ummat
  • Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam



SABDA RASULULLAH SAW 
 “Agama Islam ditegakkan atas lima perkara, iaitu mengucap dua kalimah syahadat, mendirikan sembahyang fardhu, mengeluarkan zakat, menunaikan haji ke Baitullah (jika mampu), dan berpuasa pada bulan Ramadhan.” 
(al-Bukhari dan Muslim)


”Sesungguhnya Allah telah memfardhukan zakat sebagai pembersihan terhadap harta.” (Riwayat Bukhari)

 “Orang fakir miskin (yang sangat menderita) bukanlah orang yang (menadah tangan) meminta- minta ke sana ke mari kepada orang ramai, yang apabila ia mendapat sesuap atau dua suap makanan, atau mendapat sebiji atau dua biji buah kurma – ia akan pergi ke tempat lain meminta lagi. Sebenarnya orang fakir miskin (yang sangat-sangat menderita) itu ialah orang yang tidak mempunyai sesuatu yang mencukupi sara hidupnya. Dan ia pula malu hendak meminta bantuan kepada orang ramai, dan orang ramai pula tidak mengetahui keadaan penderitaannya untuk diberi bantuan.( orang inilah yang sebenarnya layak diberi zakat)” 

(Imam Ahmad)



” Tidak ada seorang pun yang mempuyai emas dan perak yang tidak menunaikan zakatnya, melainkan pada hari kiamat dijadikan hartanya itu beberapa keping api neraka. Setelah dipanaskan, digosokkan lambung, dahi dan belakangnya. Setiap kali ia sejuk, dipanaskan semula pada satu hari yang lamanya 50 ribu tahun sehingga Allah menyelesaikan segala perkara yang berkaitan dengan hamba-Nya.” Riwayat Muslim

“Hendaklah setiap orang Islam itu bersedekah. Para sahabat bertanya: ‘Jika tidak mampu ya Rasulullah?’ Baginda menyatakan: ‘Maka hendaklah dia berusaha sendiri (bekerja dengan tangannya) yang dapat memberi faedah kepada dirinya dan dengan yang demikian dia dapat bersedekah.’ Mereka bertanya lagi: ‘Jika dia masih tidak sanggup (tidak mampu bekerja)? Jawab nabi: ‘Maka hendaklah dia menolong orang yang susah yang memerlukan bantuan.’ Tanya sahabat lagi: ‘Jika sekiranya dia tidak dapat berbuat demikian?’ Jawab nabi: ‘Maka hendakah dia (mengerjakan kebaikan dan) menyuruh orang lain mengerjakan kebaikan, jika dia tidak dapat berbuat demikian juga, maka hendaklah dia menahan dirinya daripada melakukan kejahatan, kerana yang demikian itu adalah juga dianggap sedekah.” 
(Riwayat Bukhari)

”Tangan yang di atas (tangan yang memberi) lebih baik dari tangan yang di bawah (tangan yang menerima atau meminta). Maka kerana itu mulailah memberi kepada keluargamu. Sebaik-baik sedekah ialah ketika kaya. Siapa yang memohon dipelihara (agar dia tidak sampai meminta-minta) Allah akan memeliharanya dan siapa yang memohon dicukupkan (agar tidak ada ketergantungan selain kepada Allah) Allah akan mencukupkannya.” (Bukhari)

“Sesungguhnya sedekah seseorang Islam itu memanjangkan umur dan mencegah daripada mati dalam keadaan teruk dan Allah SWT pula menghapuskan dengan sedekah itu sikap sombong, takbur dan membanggakan diri (dari pemberiannya).” (Bukhari)

”Beberapa orang sahabat Nabi SAW pernah berkata kepada beliau,:
”Kaum hartawan memperolehi pahala yang lebih banyak. Mereka solat seperti kami solat, puasa seperti kami puasa dan bersedekah dengan sisa harta mereka.” 
Jawab Rasulullah SAW 
”Bukankah Allah telah menjadikan berbagai macam cara untuk kamu bersedekah? Setiap kalimah tasbih adalah sedekah; setiap kalimah takbir adalah sedekah; setiap kalimah tahmid adalah sedekah; setiap kalimah tahlil adalah sedekah; amar makruf dan nahi mungkar (menagajak kepada kebaikan dan melarang kepada yang mungkar) adalah sedekah; bahkan pada kemaluanmu pun terdapat pula unsur sedekah.” Mereka bertanya:”Kalau begitu, adakah kami mendapat pahala jika kami memuaskan nafsu syahwat kami?” 
Jawab Rasulullah SAW 
“Jika kamu melakukannya dengan yang haram, tentunya kamu berdosa. Sebaliknya jika kamu melakukannya dengan yang halal, kamu mendapat pahala.” 
(al-Bukhari)

Asma binti Abu Bakar as-Siddiq r.a dia datang kepada Rasulullah s.a.w, lalu dia bertanya:”Ya nabi Allah! Aku tidak mempunyai apa-apa untuk disedekahkan selain yang diberikan Zuber (suamiku) kepaku (untuk belanja rumahtangga). Berdosakah aku apabila uang belanja itu kusedekahkan ala kadarnya ?”Jawab nabi s.a.w :”Sedekahkanlah ala kadarnya sesuai dengan kemampuanmu dan jangan menghitung-hitung kerana Allah akan menghitung-hitung pula pemberian-Nya kepadamu dan akan kedekut kepadamu.” (Muslim)

“Sedekah tidak mengurangkan harta. Allah tidak melebihkan seseorang hamba dengan kemaafan-Nya melainkan kemuliaan dan tidak merendahkan diri seseorang melainkan Allah mengangkatnya.” 
(Muslim, ad-Darimi dan Ahmad)

“Sesiapa bersedekah seberat biji kurma dari usaha yang baik, dan tidak naik (sampai) kepada Allah melainkan yang baik, maka sesungguhnya Allah menyambutnya dengan tangan kanan-Nya. Kemudian Allah memelihara sedekah itu untuk pemiliknya, sebagaimana seorang kamu memelihara anak-anak kudanya sehingga menjadilah sedekah itu setinggi gunung.” 
(al-Bukhari dan Muslim)

“Sedekah yang engkau berikan sedangkan engkau dalam keadaan sehat dan sangat sayang kepada harta, engkau takut kepapaan dan engkau harapkan kekayaan. Dan janganlah engkau menangguhkan pemberian sedekah sehingga apabila roh engkau telah hampir ke kerongkong berkatalah engkau : “Untuk si anu begini, untuk si anu begini. Sesungguhnya si polan itu telah memilikinya.” (al-Bukhari dan Muslim)

“Sesiapa menafkahkan di jalan Allah sepasang binatang nescaya diseru dia di pintu-pintu syurga : “Hai hamba-hamba Allah, ini suatu kebajikan.” Dan sesiapa berada dari golongan orang yang bersembahyang dipanggil dia dari pintu sembahyang. Orang yang masuk di kalangan ahlul jihad dipanggil dia dari pintu al-Jihad. Sesiapa yang masuk dari golongan orang yang berpuasa diseru dia dari pintu al-Rayyan. Dan sesiapa yang masuk dari kalangan orang yang bersedekah diseru dia dari pintu sedekah. Maka berkatalah Abu Bakar: “Engkau ku tebus dengan ibu dan ayah ku, ya Rasulullah. Tiada suatu kemelaratan bagi orang-orang yang diseru dari pintu-pintu itu. Maka adakah seseorang yang akan dipanggil dari semua pintu? Nabi menjawab : “Ya! Dan aku harapkan engkau termasuk ke dalam golongan itu.” (al-Bukhari dan Muslim) 

“Sesiapa yang menjadikan akhirat sebagai cita-citanya, maka Allah akan mencukupkan semua urusan dunianya; dan sesiapa yang keinginannya hanyalah kepada dunia (sebagai cita-citanya), maka Allah akan tidak akan memperdulikannya di lembah mana dia akan binasa (menjadikannya miskin dan dunia datang kepadanya; hanya sebatas yang telah ditakdirkan ke atas dirinya).” 
(Mafhum hadis riwayat Ibn Majah).