Sunday, April 21, 2013

BELAJAR ISLAM DENGAN BENAR

Hal pertama yang harus diingat adalah, bahwa Islam sebagaimana terungkap dalam adalah agama yang terdiri dari iman, islam dan ihsan. Artinya, Islam adalah agama yang terdiri dari AQIDAH, IBADAH, dan AKHLAQ. Maka fokus utama kita dalam belajar Islam adalah ketiga bidang tersebut. Siapapun orangnya, dari latar belakang apapun asalnya, dan apapun pekerjaannya mutlak memahami aqidah, ibadah, dan akhlaq Islam dengan benar. Harus diprogram dalam kehidupan setiap muslim dalam kehidupan sehari-hari, agar target menguasai aqidah, ibadah, dan akhlaq bisa tercapai.

AQIDAH
Istilah “aqidah” juga digunakan untuk menyebut kepercayaan yang mantap dan keputusan tegas yang tidak bisa dihinggapi kebimbangan. Segala sesuatu yang dipercayai oleh seseorang, diikat kuat oleh sanubarinya dan dijadikannya sebagai jalan yang dilalui (madzhab) atau agama yang dianutnya, tanpa melihat benar atau tidaknya.

AQIDAH ISLAM
Yaitu, kepercayaan yang mantap kepada Allah SWT, para Malaikat-Nya, kitab-kitab suci-Nya, para Rasul-Nya, hari Akhir, qadar yang baik dan yang buruk, serta seluruh yang terkandung dalam Al-Qur’an Al-Karim dan As-Sunnah Ash-Shahihah berupa pokok-pokok agama, perintah-perintah dan berita-beritanya, serta apa saja yang disepakati dan kepasrahan total kepada Allah Ta’ala dalam hal keputusan hukum, perintah, takdir, maupun syara’, serta ketundukan kepada Rasulullah SAW dengan cara mematuhinya, menerima keputusan hukumnya dan mengikutinya.

NAMA-NAMA ILMU AQIDAH

1. TAUHID
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah.
Seorang muslim meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang paling agung dan hakikat Islam yang paling besar, dan merupakan salah satu syarat merupakan syarat diterimanya amal perbuatan disamping harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

2. SUNNAH
Dalam Islam mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah SAW menjalani hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al-Qur’an. Narasi atau informasi yang disampaikan oleh para sahabat tentang sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah SAW disebut sebagai hadits. Sunnah yang diperintahkan oleh Allah disebut Sunnatullah.

3. SYARI'AH
Adalah hukum atau peraturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebagian penganut Islam, syariat Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini.

4. IMAN
Definisi Iman berdasarkan hadits merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.

5. USHULUDDIN / USHULUDDIYANAH
Ushuluddin (pokok-pokok agama) adalah rukun-rukun Islam, rukun-rukun iman, dan masalah-masalah I’tiqadiyah lainnya.

IBADAH
Pengertian ibadah dapat ditemukan melalui pemahaman bahwa kesadaran beragama pada manusia membawa konsekuensi manusia itu melakukan penghambaan kepada Tuhannya. Dalam ajaran Islam manusia itu diciptakan untuk menghamba kepada Allah SWT atau dengan kata lain beribadah kepada Allah SWT (Adz-Dzaariyaat QS. 51:56).

Manusia yang menjalani hidup beribadah kepada Allah SWT itu tiada lain manusia yang berada pada shiraathal mustaqiem atau jalan yang lurus (Yaasiin QS 36:61)

Sedangkan manusia yang berpegang teguh kepada apa yang diwahyukan Allah SWT, maka ia berada pada shiraathal mustaqiem atau jalan yang lurus (Az Zukhruf QS. 43:43).

Dengan demikian apa yang disebut dengan manusia hidup beribadah kepada Allah SWT itu ialah manusia yang dalam menjalani hidupnya selalu berpegang teguh kepada wahyu Allah SWT. Jadi pengertian ibadah menurut Al Quran tidak hanya terbatas kepada apa yang disebut ibadah mahdah atau Rukun Islam saja, tetapi cukup luas seluas aspek kehidupan yang ada selama wahyu Allah SWT memberikan pegangannya dalam persoalan itu.

Itulah mengapa umat Islam tidak diperkenankan memutuskan suatu persoalan hidupnya sekiranya Allah dan Rasul-Nya sudah memutuskan perkara itu (Al Ahzab QS. 33:36)

Definisi terbaik dan terlengkap adalah yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau rahimahullah mengatakan, “Ibadah adalah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun yang nampak (lahir). Maka shalat, zakat, puasa, haji, berbicara jujur, menunaikan amanah, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali kekerabatan, menepati janji, memerintahkan yang ma’ruf, melarang dari yang munkar, berjihad melawan orang-orang kafir dan munafiq, berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil (orang yang kehabisan bekal di perjalanan), berbuat baik kepada orang atau hewan yang dijadikan sebagai pekerja, memanjatkan do’a, berdzikir, membaca Al Qur’an dan lain sebagainya adalah termasuk bagian dari ibadah. Begitu pula rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah, inabah (kembali taat) kepada-Nya, memurnikan agama (amal ketaatan) hanya untuk-Nya, bersabar terhadap keputusan (takdir)-Nya, bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, merasa ridha terhadap qadha/takdir-Nya, tawakal kepada-Nya, mengharapkan rahmat (kasih sayang)-Nya, merasa takut dari siksa-Nya dan lain sebagainya itu semua juga termasuk bagian dari ibadah kepada Allah.” (Al ‘Ubudiyah, cet. Maktabah Darul Balagh hal. 6).


AKHLAQ
Islam mempunyai dua sumber iaitu Al-Quran dan As-Sunnah yang menjadi pegangan dalam menentukan segala urusan dunia dan akhirat. Kedua-dua sumber itulah juga yang menjadi sumber akhlak Islamiyyah. Prinsip-prinsip dan kaedah ilmu akhlak Islam semuanya didasarkan kepada wahyu yang bersifat mutlak dan tepat neraca timbangannya.

Dengan kata lain, akhlak ialah suatu system yang menilai perbuatan lahir dan batin manusia baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia dengan  Allah SWT, manusia sesama manusia, manusia dengan hewan, dengan malaikat, dengan jin dan juga dengan alam sekitar.

SKOP DAN RUANG LINGKUP AKHLAK DALAM ISLAM
Dalam hidup ini ada dua nilai yang menentukan perbuatan manusia iaitu nilai baik dan buruk (good and bad), betul dan salah (true and false). Penilaian ini berlaku dalam semua lapangan kehidupan manusia. Apakah yang dimaksudkan dengan baik dan buruk, betul dan salah, benar dan palsu itu? Apakah alat pengukur yang menentukan sesuatu perbuatan itu baik atau buruk, betul atau salah, benar atau palsu? Persoalan-persoalan inilah yang akan dijawab oleh ilmu akhlak.

Matlamat hidup manusia berbeda antara individu dengan individu lain. Ada yang menjadikan kebendaan, harta benda sebagai hal utama yang diburu dalam kehidupan. Ada pula yang menjadikan kebesaran ataupun kekuasaan, ada yang mencari nama dan kemasyhuran. Ada juga yang berusaha mencai ilmu pengetahuan dan ada pula golongan yang memandang remeh terhadap kehidupan tersebut, sebaliknya bersifat zuhud di dunia; memadai dengan kehidupan yang sederhana. Mereka lebih menumpukan peningkatan rohaniyyah dengan mementingkan persoalan hidup akhirat.

Persoalan-persoalan inilah yang menjadi skop perbahasan ilmu akhlak, yaitu ilmu yang menerangkan tentang baik dan buruk, dan juga menerangkan sesuatu yang sepatutnya dilakukan oleh seseorang dalam perjalanan hidupnya di dunia ini. Ilmu ini juga cubamenerangkan matlamat yang seharusnya dituju oleh manusia dan juga menggariskan jalan-jalan yang seharusnya dilalui untuk melaksanakan sesuatu dalam hidup ini.

AKHLAK YANG AGUNG
Bagi seorang Muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW kerena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswah hasanah, yaitu contoh tauladan terbaik bagi seluruh kaum Muslimin. Allah SAW sendiri memuji akhlak Nabi Muhammad SAW di dalam Al-Quran sebagaimana firmanNya:

"Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak agung" (Al-Qalam:4)

Untuk mencapai tahap kesempurnaan pribadi yang mulia itu, Allah telah membekalkan manusia dengan persediaan yaitu dengan berbagai-bagai naluri dan akal pikiran serta dihiasi dengan berbagai-bagai ilmu pengetahuan yang dapat menjadi pedoman hidup demi kepentingan membina keselarasan di muka bumi ini. Oleh kerana kelemahan akal dan keterbatasan dalam menjangkau aspek alam, baik alam yang nyata mahupun alam ghaib, Allah menurunkan wahyuNya sebagai hidayah mutlak untuk digunakan oleh manusia dalam membina kehidupan dan keselarasan yang serasi dengan nilai-nilai akhlak yang mulia. Di sinilah letaknya peranan risalah yang dibawa melalui Rasulullah SAW bertujuan untuk membentuk satu dasar akhlak yang mulia dan bersifat mutlak untuk keperluan seluruh manusia.